19/02/15

Dongeng Sebelum Tidur

Pada suatu masa, di Kerajaan nun jauh disana, kau dan aku bercakap.
Katamu, bahagia hanya ada dalam dongeng dan roman picisan.
Kau tidak percaya dengan kebahagiaan.
Aku diam, mendengarkan ocehanmu.
Ingin sekali aku memberimu cermin besar, kalau aku punya alat semacam kantong ajaib.
Kau tidak percaya?
Lantas apa yang menjadi alasan di balik bibir yang melengkung, mata yang berbinar dan tawamu itu?

Pada suatu masa, di Kerajaan nun jauh di sana, kau dan aku bercakap.
Katamu, cinta sejati itu bohong besar.
Kau lebih banyak sakit hati ketimbang merasa dicintai.
Aku diam, bersabar mendengarkan ocehanmu.
Ingin sekali aku memberimu cermin besar, kalau aku punya alat semacam kantong ajaib.
Bagaimana kau bisa mengatakannya?
Lantas apa yang menjadi alasan di balik usahamu untuk terus bersama dengan kekasihmu saat ini?

Pada suatu masa, di Kerajaan yang tidak pernah ada, kau dan aku bercakap.
Katamu, kehidupan ini adalah fatamorgana.
Kau tidak sedang hidup, kau hanya berpikir bahwa kau sedang hidup.
Kali ini, aku tidak lagi bisa bersabar mendengarkan ocehanmu.
Kau melantur, aku mulai muak, aku tidak suka.
Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu?
Lantas apa yang sedang terjadi saat ini, detik ini, padamu, juga padaku?

Katamu:
“Aku tidak peduli.”

Selepas subuh, 19 Februari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ceritakan ceritamu, disini!