"Harus kubilang berapa juta kali lagi agar kamu mengerti?"
"...."
Laki-laki di hadapanku berjalan bolak-balik. Sejak tiga puluh menit yang lalu, sejak percakapan ini dimulai, ia menghindari pandanganku.
Aku mulai lelah padanya. Entah cara apa lagi yang harus kulakukan agar dia paham. Betapa aku, sangat ingin semua ini berakhir. Aku, sangat-sangat yakin bahwa hubungan ini tidak akan pernah bisa dilanjutkan dengan cara apapun.
"Lan. Kamu nggak ngerti..."
Aku menepis tangannya. Sekilas kulihat dia mundur ke belakang, menjaga jarak diantara kami.
"Nggak ada lagi yang perlu dijelasin."
"Memang aku pernah jelasin apa ke kamu?"
"Ah! Sama aja! Kamu pasti bakal ngomong yang sama, seperti yang dulu pernah kamu bilang ke aku. Pas pertama kali kita memutuskan untuk menjalani hubungan ini."
Kulihat, dia menggeleng berkali-kali. "Bukan itu, dengerin aku."
"Nggak ada lagi!"
Begitu cepat, laki-laki itu merengkuhku dalam pelukannya. Aku meronta, memukulinya dan menginjak kakinya. Berharap agar ia melepaskan aku segera.
Nyatanya, ia tetap bergeming.
"Lan. Apapun yang terjadi diantara kita, aku bakal bertahan. Apapun yang harus aku lewati untuk hubungan kita, aku akan tetap bertahan. Yang aku tahu, kamu hanya untukku. "
Air mataku perlahan membasahi pipi.
Bagaimana bisa ia begitu yakin menjalani hubungan ini disaat aku tidak?
Bagaimana bisa ia jatuh cinta pada perempuan yang sudah memiliki kekasih seperti aku?
*
Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ceritakan ceritamu, disini!