07/11/15

How To Stop Time #3: Alter Ego

Kau menatapku dalam-dalam. Aku dapat mendengar bisik dari binar matamu. Ada pengharapan untuk dimengerti.

“Aku tidak bisa lagi kali ini.”

source: pinterest.

Aku mengerti sebagaimana kau selalu mengerti aku. Kebersamaan kita yang menahun, membuatku tahu benar apa yang sebenarnya kau rasakan. Kau rela melakukan apapun asal kau dapat mengulangi waktu. Tidak untuk yang saat ini, tapi untuk keputusanmu bertahun lalu.

“Aku tidak tahu bagaimana cara mengatakan padanya.” Katamu.

Aku menghela napas panjang. Aku juga tak tahu. Yang aku tahu, saat ini adalah sesalmu yang tak berujung. Lagi-lagi, bukan pada yang kini, tapi pada yang dulu.

“Tidak seharusnya aku berpura-pura. Tidak seharusnya aku memaksakan diri.”

Tidak sekali kau mengatakannya. Aku sudah mendengarnya puluhan kali. Bukan muak, hanya merasa cukup atas semua tuduhan yang kau tuju untuk dirimu sendiri. Lantas aku beranjak dari jarak dan merengkuhmu erat-erat.

Tangismu pecah.
Dapat kurasakan luka yang kembali terbuka. Dapat kurasakan frustasi atas kemarahanmu sendiri. Dapat kurasakan pedih atas perasaan bersalahmu. Dapat kurasakan semuanya. Kini aku semakin tahu. 

“Kau tahu bahwa ini adalah prosesmu menjadi dewasa. Untuk semua keputusan dan pilihan yang kau ambil, sadarilah. Untuk semua yang telah terjadi, terimalah. Untuk hal-hal yang akan terjadi di masa mendatang, berdoalah.”

Kau melepaskan pelukanku bersamaan dengan ucapku tadi. Ada yang terlepas, meski tak cukup jelas. Tapi aku tahu, kau telah mengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ceritakan ceritamu, disini!